PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 30/12/2016 - Pabrikan otomotif Italia-Amerika Serikat, Fiat Chrysler Automobiles (FCA), dikabarkan bakal menjual dua merek otomotif premiumnya, Alfa Romeo dan Maserati, bahkan termasuk Magneti Marnelli.
Rumor itu bermunculan selepas banyaknya laporan yang menyebutkan beratnya utang yang melilit pabrikan otomotif raksasa itu, yang belakangan menghambat performa keuanan mereka.
Sebagaimana
dilansir laman Carscoops, FCA menutup kuartal ketiga 2016 dengan utang
hampir 7 miliar dolar AS dan performa bisnis mereka tak banyak terbantu
dengan terjadinya beberapa perintah penarikan alias recall oleh sejumlah
regulator pemerintah, yang sebagian juga disertai denda berjumlah
besar.
Guna mengangkat posisinya dari titik
terrendah, di bawah arahan bos mereka, Sergio Marchionne, FCA
mengalihkan fokus bisnis mereka ke produk-produk SUV dan truk yang
dibuat dan dijual oleh merek Jeep dan Ram yang dianggap lebih
menguntungkan sembari menghentikan produksi sedan-sedan berukuran sedang
dan kecil seperti Dodge Dart dan Chrysler 200.
Langkah
tersebut sejauh ini mungkin belum dianggap cukup signifikan mengangkat
FCA dari keterpurukan, namun sejumlah analis memprediksi pelepasan merek
bakal menjadi salah satu strategi lanjutan.
FCA
yang secara resmi dibentuk pada 2014 sebagai merger dari upaya Fiat
Group menyelamatkan Chrysler LLC dari kebangkrutan, namun Januari 2016
lalu FCA melepas merek Ferrari ke perusahaan terpisah.
Alfa
Romeo dan Maserati yang saat ini berusaha memasuki pasar crossover yang
bergairah lewat Stelvio dan Levante dianggap bakal mudah mendapatkan
peminat untuk mengambil alih, termasuk di antaranya Grup Volkswagen yang
sejak lama tak menyembunyikan hasrat mereka memasukkan Alfa Romeo
sebagai salah satu portofolio mereka, meski hal itu muncul jauh sebelum
grup otomotif Jerman itu terbelit skandal gas buang mesin diesel.
Sementara
itu Magneti Marelli, yang merupakan merek komponen kelistrikan otomotif
yang bukan hanya memasok untuk FCA saja, tetapi juga pabrikan pesaing,
membukukan bisnis bernilai puluhan miliar per tahunnya dan jika dijual
berpeluang besar "menyembuhkan" sakit yang menjangkit sang perusahaan
induk.